MAKALAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA ZAMAN NABI MUHAMMAD SAW



SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA ZAMAN
NABI  MUHAMMAD SAW

Disusun oleh :
1.      Kholiq Amrulloh (16650072)
2.      M. Rifqi Adam (16650070)
3.      Erwin Aji Nugraha (16650057)
4.      Yulia Siti Ambarwati ()
5.      Dea Nur Nafi’ (16650063)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
PRODI TEKNIK INFORMATIKA
2016/2017

 DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
BAB I    PENDAHULUAN   .................................................................................... 1
  1.1     Latar Belakang............................................................................        1
  1.2     Rumusan Permasalahan .....................................................................  2
  1.3     Manfaat dan Tujuan Penulisan........................................................ 2
           
BAB II    PEMBAHASAN                                                                                  ...... 3
               2.1    Biografi singkat Nabi Muhammad SAW........................................ 3
                        2.1.1     Kelahiran Nabi Muhammad Saw........................................ 3
                        2.1.2     Peristiwa Pembelahan Dada................................................ 3
                        2.1.3     Wafatnya  Aminah dan Pengasuhan
                                      Abdul Muthalib................................................................. 3
                        2.1.4     Wafatnya abdul Muthalib dan
                                    Pengasuhan Abu Thalib....................................................... 3
                        2.1.5     Peristiwa –Peristiwa Penting
                                     sampai Masa Pengutusan.................................................... 3
                2.2   Periode Penyiaran Islam di Mekkah .......................................        5
2.2.1        Diutus Menjadi Rosul .....................................................        5
2.2.2     Seruan Rasulullah Dan Reaksi Kaum Quraisy..............         6
........ 2.2.1 Hijrah ke Habsyah...........................................................           8
........ 2.2.2 Pemboikotan Terhadap Bani Hasyim Dan
 Bani Abu Muthalib...................................................................           8
2.2.3        Nabi Mengalami Tahun Dukacita
Dan Pengusiran Dari Thaif…………………………….         9
........ 2.2.4 Nabi Muhammad Menjalani Isra’ Mi’raj...........................         10
               2.3    Hambatan Yang Dihadapi Selama Dakwah  …................................... 11
               2.4    Peristiwa Hijrah Rasulalloh SAW dari Mekah Ke Madinah …............ 13
               2.5    Pembentukan Masyarakat Islam ….................................................... 15
               2.5    Mempertahankan Eksistensi Masyarakat Islam ….............................. 16
               2.5    Hasil Kebudayaan Islam Di Madinah  …........................................... 18


Bab III    PENUTUP                  ………………………………............................. ..... 20
               5.1    Kesimpulan        ……...................................................................... 20
              

DAFTAR PUSTAKA   ………………………..................................................... ..... 21









KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya milik Allah SWT. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun Makalah  ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Kami menyadari bahwa kelancaran penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Kami haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangatlah kami harapkan.

Demikian makalah ini kami buat. Semoga makalah ini kedepannya dapat memberikan wawasan yang lebih dan sumbangan pemikiran bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, Februari 2017
Penyusun


Kelompok 1





BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
            Kebudayaan Islam dimulai setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul, sebagai langkah awal terbentuknya komunitas muslim. Akan tetapi ada pendapat lain yang mengungkapkan bahwa kebudayaan islam dimulai setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Masa kenabian Muhammad SAW dibagi menjadi dua periode yakni periode Mekkah (13 tahun) dan periode Madinah (10 tahun). Pada masa kenabian ini disebut sebagai masa keemasan bagi kebudayaan Islam yang melahirkan kebudayaan kemanusiaan dengan tata nilai baru.
            Sejarah kebudayaan islam pada masa Nabi Muhammad di Mekkah dan Madinah merupakan materi dasar yang acap kali kurang diketahui oleh masyarakat muslim pada masa kini. Bila mana ada presentase perhitungan pemahaman masyarakat muslim mengenai sejarah islam akan terlihat bahwa tidak sedikit yang masih belum mengerti, bahkan tidak mengkaji sama sekali. Tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia, yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam tetapi pemahaman mengenai islam dan sejarahnya masih perlu dipertanyakan.
            Ada berbagai faktor yang medasari hal tersebut, salah satu diantaranya adalah kurangnya minat membaca megenai sejarah kebudayaan islam. Banyak orang yang berfikir bahwa mempelajari sejarah islam itu membosankan karena pejelasannya sangat panjang. Oleh karena itu, kami berusaha mengemas makalah ini semenarik mungkin dengan merangkum dari berbagai sumber agar memudahkan pembaca dalam memahami sejarah kebudayaan pada masa Nabi Muhammad di Mekkah dan Madinah dengan efisien.









           
1.2       Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1.       Bagaimana biografi singkat Nabi Muhammad SAW?
2.       Bagaimana periode penyiaran Islam di Mekkah?
3.       Apa saja hambatan yang dihadapi selama dakwah periode Mekkah?
4.       Apa saja hasil kebudayaan islam pada periode Mekkah?
5.       Bagaimana peristiwa hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Yatsrib(Madinah)?
6.       Bagaimana pembentukan masyarakat Islam / strategi dakwah di Madinah?
7.       Bagaimana cara mempertahankan eksistensi masyarakat islam di Madinah?
8.       Apa saja hasil kebudayaan islam pada periode Madinah?
1.3       Manfaat dan Tujuan Penulisan
            Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1.       Bagi penulis, sebagai representasi dari tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing dan untuk lebih mendalami materi mengenai sejarah kebudayaan islam masa Nabi Muhammad di Mekkah dan Madinah.
2.       Bagi pembaca, sebagai salah satu bahan referensi untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai sejarah kebudayaan islam masa Nabi Muhammad di Mekkah dan Madinah.














BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Biografi Singkat Nabi Muhammad Saw[1]

A. Kelahiran Nabi Muhammad Saw
            Nabi Dilahirkan Pada senin,12 Robiul Awal Tahun Gajah, yang pada peristiwa ketika  itu Raja Abrahah al-Asyram memerangi mekkah dan menghancurkan ka’bah tapi gagal.Beliau dilahirkan di rumah abu thalib dari bani Hasyim secara yatim karena ayahnya Abdullah meninggal dunia saat berumur 2 bulan di dalam kandungan Aminah bint wahb.kemudian dirawat kakeknya,abdul Muthallib,dan disusui oleh seorang perempuan dari bani sa’ad ibn bakr yaitu Halimah bint abi Dzu’ayb abdillah ibn al-harits.
B. Peristiwa Pembelahan Dada
            Peristiwa ini terjadi sewaktu beliau berada diperkampungan bani sa’ad yang sedang bergembala kambing  didatangi oleh malaikat jibril untuk membersihkan hati dengan dibelah dadanya.Setelah peristiwa itu Halimah mengkhawatirkan keadaannya dan mengembalikan ke Aminah ibunya yang pada saat itu Muhammad berumur 15 tahun.
C. Wafatnya  Aminah dan Pengasuhan Abdul Muthalib
            Nabi Muhammad diasuh oleh ibunya selama setahun penuh sampai sang ibu wafat ditengah perjalanan pulang  berziarah dimakam Abdullah di Yatsrib.Aminah wafat di abwa’ daerah antara mekkah dan Hidaybiyah.Abdul Muuthalib,Kakek Nabi yang lantas mengambil alih tugas pengasuhan beliau.
D. Wafatnya abdul Muthalib dan Pengasuhan Abu Thalib
            Nabi Muhammad diasuh kakeknya sekitar 2 tahun sampai umur 18 tahun.pada semasa hidup  sang kakek pernah berjanji akan menyerahkan kepengasuhan cucunya kepada paman Nabi,Abu Thalib setelah beliau wafat. Selama kurang lebih 42 tahun,Sang paman Abu Thalib mengasuh,menjaga dan melindungi nabi dengan sangat baik melebihi anak anak kandungnya sendiri.Selama itu Abu Thalib setia melindungi,menemani dan membela keponakannya hingga sampai wafat.Abu Thalib wafat pada saat sepuluh tahun setelah Nabi Muhammad diangkat dan diutus menjadi Nabi dan Rasul.

 E. Peristiwa –Peristiwa Penting sampai Masa Pengutusan
            Pertama,pada waktu remaja aktivitas nabi sebagai pengembala untuk membantu sang paman abu thalib.
            Kedua,pertemuan dengan pendeta buhayra dengan nabi sewaktu masih kecil  dan pada saat berumur 12 tahun nabi diajak abu thalib pergi ke syam untuk berdagang.Sampai dikota bushra,pendeta buhayra’ menyarankan abu thalib agar membawa keponakannya pulang kembali ke mekkah dan tak mengajaknya pergi ke syam lagi.karena sang pendeta takut jika pasukan Byzantium atau kaum yahudi melihat Muhammad dan akan menghabisinya.
            Ketiga,perang fujar antara kaum quraisyi dan suku kinanah melawan suku hawazin.perang ini disaksikan oleh nabi yang waktu itu berumur 14 tahun.beliau berperan membantu dan menyiapkan anak panah untuk paman – pamannya.Perang ini dinamakan fijar(penyimpangan)karena menodai kehormatan mekkah dan bulan bulan haram.
            Keempat,Hilful Fudhul,terjadi setelah kepulangan kaum quraisy dari perang fujar.Bani Hasyim,zuhrah dan tamim ibn murrah berkumpul dirumah Abdullah ibn jad’an,lalu saling bersumpah untuk bahu membahu menolong orang-orang tertindas sampai haknya dikembalikan dan melawan setiap bentuk kezaliman.
Perdagangan Nabi Dengan Modal MiliK Khodijah[2]
            Nabi terjun kedunia dagang saat remaja,beliau berdagang bersama sa’ib ibn abi sa’ib al-makhzumi.ketika berusia 25 tahun,beliau pergi berdagang ke syam dengan modal milik khadijah bint khuwaylid,perempuan terhormat dan kaya dari suku quraisy,dan temani budak khadijah yang bernama marsyah.
            Sepulang nabi berdagang,khadijah melihat sifat amanah dan keberkahan pada diri beliau,sesuatu yang belum pernah dilihat dan didengar.kemudian khadijah meminta bantuan kepada Nafisah bint Muniyyah,agar menyampaikan keinginannya menikahi Muhammad.akhirnya disetujui oleh nabi dan menikah pada saat umur 25 tahun sementara khadijah berumur 40 tahun dan sudah menikah 2 kali.khadijah hidup bersama nabi selama 25 tahun,ia istri terbaik baik bagi suaminya dan ibu terbaik bagi anak anaknya.Dari pernikahan ini lahir semua anak beliau,kecuali Ibrahim yang merupakan hasil pernikahan dengan mariyah al-qibthiyah dan nabi tidak pernah menikah lagi hingga khadijah wafat.
Pembangunan Ka’bah dan Pemutusan Perkara oleh Nabi
            Pada saat nabi berusia 35 tahun,suku quraisy berencana memperbaiki bangunan ka’bah setelah dihantam banjir hebat di mekkah.Mereka merobohkan ka’bah,lalu membaginya dan menjadi beberapa bagian.tiap tiap suku diberi satu bagian untuk dibangun kembali.saat tiba waktu peletakan hajar aswad mereka berselisih untuk siapa yang berhak meletakkannya kembali ke tempat semula.Mereka saling membunuh jika abu ummayyah al – mughirrah tak menawarkan sebuah usulan yaitu yang berhak meletakkannya adalah yang paling awal masuk masjid.Atas kehendak allah,keesokan harinya,ternyata orang tersebut adalah nabi.Mereka pun setuju seraya berkata ,”Kami rida bila al-amin yang melakukannya”.Nabi kemudian membentangkan serbanya dan meletakkan hajar aswad di atasnya,kemudian mengajak setiap pemimpin suku untuk turut serta memegang setiap sudut serban dan mengangkatnya bersama sama.setelah mereka sampai ditempat hajar aswad,Nabi memegangnya sendiri dan meletakkannya.


2.2 Periode Penyiaran Islam Di Mekkah

1.     Diutus Menjadi Rosul
Sejak kecil hingga dewasa, Muhammad tidak pernah menyembah berhala dan tidak pernah pula makan daging hewan yang disembelih untuk korban berhala seperti lazimnya masyarakat arab jahiliyah pada zaman itu. Ia merasa bahwa hal itu tidak membawa kebenaran sama sekali. Berhala-berhala yang tidak berguna, tidak menciptakan dan tidak pula mendatangkan rezeki, seperti berhala Hubal, Latta dan Uzza dan semua berhala yang terpajang di dalam dan di sekitar ka’bah. Ketika itulah ia percaya bahwa masyarakatnya telah sesat dari jalan yang benar.
      Sering ia mengasingkan diri dan merenung memikirkan tentang masyarakatnya yang sesat, tentang alam semesta dan Penciptanya. Ia bertafakur di sebuah gua kecil yang bernama Hira’, terletak pada sebuah bukit yang bernama “Jabal Nur” (Bukit cahaya). Pada tanggal 17 ramadhan bertepatan dengan 6 agustus 610 masehi, datanglah malaikat Jibril a.s. membawa tulisan dan menyuruh Muhammad membacanya. Seru jibril, “Bacalah” dengan ketakutan muhammad menjawab, “Aku tidak dapat membaca”. Kemudian Muhammad dirangkul beberapa kali oleh malaikat jibril, sehingga nafasnya sesak, lalu dilepaskan dan disuruhnya membaca sekali lagi, “bacalah!”. Masih dalam ketakutan Muhammad menjawab, “Aku tidak dapat membaca”, begitulah kedaannya sampai berulang tiga kali dan akhirnya Muhammad berkata, “Apa yang akan kubaca”. Kemudian Jibril berkata kepadanya : Q.S al-Alaq 1-5
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١) خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢)
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (٣) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤) عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (٥)

“Bacalah dengan m,enyebut nama Tuhanmu. Dia telah mrnjadikan manusia dari segum,pal darah beku. Bacalah, Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajar dengan pena (tulis baca). Dia mengajar manusia apa-apa yang tidak diketahuinya (Q.S al-Alaq 1-5).

      Inilah wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Muhammad SAW. Dengan diterimanya wahyu pertama ini maka Muhammad secara resmi sebagai Rasullullah (utusan Allah). Umur beliau ketika menerima pengangkatan sebagai Rasul ini mencapai 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut perhitungan penanggalan qamariyah. Segera setelah menerima wahyu itu Nabi Muhammad terus pulang ke rumah dalam keadaan gemetar ketakutan dan minta kepada isterinya, khadijah untuk diselimuti. Merasa terlalu payah setelah mengalami peristiwa yang baru saja terjadi atas dirinya itu, maka Muhammad pun tertidur. Sementara itu Khadijah bergegas pergi ke rumah anak pamannya, waraqah bi Naufal. Waraqah adalah seorang pendeta, Khadijah menceritakan kepada waraqah semua yang telah terjadi atas diri suaminya itu. Mendengar cerita Khadijah tentang suaminya itu, Waraqah lalu berkata, “Quddus, quddus, demi Tuhan yang jiwa Waraqah ada di tangan-Nya, jika engkau membenarkan aku, ya Khadijah. Sesungguhnya telah ada tanda kepadanya (Muhammad) nama akbar (petunjuk yang maha besar) seperti yang pernah datang kepada nabi Musa. Dia sesungguhnya akan menjadi Nabi bagi umat ini dan katakanlah kepadanya hendaklah ia tetap tenang !” . Setelah itu, Khadijah pulang ke rumah. Ia menceritakan semua yang dikatkan Waraqah kepada Rasulullah dengan kata-kata yang lemah lemnut dan penuh santun sehingga dapat melenyapkan ketegangan, kecemasan dan kekhawatiran Rasulullah.
      Menurut riwayat, kurang lebuh dua setengah tahun sbelumnya sesudah menerima wahyu yang pertama, barulah rasulullah menerimz wahyu yang kedua. Jibril datang menyampaikan wahyu Allah yang kedua kepada beliau : Q.S Al-Muddatsir 1-7.
يا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3) وَثِيابَكَ فَطَهِّرْ (4) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (5)وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (6)
 وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (7)
“Hai, orang yang berselimuti! Bangun dan berilah peringatan! Besarkan-lah (nama) Tuhanmu! Bersihkanlah pakaianmu! Jauhilah perbuatan maksiat! Janganlah engkau memberi karena hendak memperoleh balasan yang lebih banyak dan hendaklah engkau bersabar untuk memenuhi perintah Tuhanmu.” (Q.S Al-Muddatsir 1-7)

Inilah momentum yang menandai dimulainya komanda bagi Rasulullah dalam menyiarkan agama Allah kepada seluruh umat manusia.

2.     Seruan Rasulullah Dan Reaksi Kaum Quraisy
Memulai tugasnya menyiarkan agama islam di mekkah, Rasulullah menyiarkannya secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi mengajak dan menyeru keluarganya yang tinggal satu rumah dan sahabat-sahabat beliau yang terdekat. Yang mula-mula beriman dan memeluk agama islam adalah isteri beliau sendiri Khadijah, kemudian Ali bin Thalib (putera pamannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat beliau), Abu Bakar (sahabat beliau). Mereka itu diberi gelar “Ashabiqunnal awwalun”, artinya orang-orang dahulu dan pertama masuk islam. Nabi memberikan bimbingan dan gemblengan kepada para pengikutnya di tempat yang tersembunyi yaitu di rumah Arqam bin Abil Arqam.
Tiga tahun lamanya Rasulullah melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Kemudian datanglah perintah Allah kepada Rasulullah :

“Maka laksankanlah apa yang telah diperintahkan (Allah) kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik itu”. (Q.S Al Hijr : 94)

Wahyu di atas mengandung perintah kepada Nabi Muhammad SAW agar menyiarkan islam secara terbuka dan terang-terangan. Pertama kali Muhammad mengundang kaum kerabat dan keluarganya sendiri, dicobanya berbicara dengan mereka dan mengajak mereka beriman kepada Allah. Tetapi kaum kerabatnya itu tidzk menggubris himbauan dan ajakan Nabi, mereka lantas pergi meninggalkan pertemuan itu. Begitu pun pamannya Abu Lahab beserta isterinya Ummu jamil ikut menentang ajaran yang dibawa Rasulullah. Mereka menyiarkan bahwa Muhammad itu jahat, menyesatkan orang banyak, pendusta besar. Kaum Quraisy meminta kepada Nabi untuk menunjukkan mu;jizat yang bisa membuktikan kerasulannya, tetapi mereka justru mengejek, menghina dan mencemooh dalam soal mu;jizat tersebut.
      Tugas Muhammad hanya mengingatkan dan membawa berita gembira. Nabi dalam gerakan dakwahnya menyiarkan islam sudah mulai menyebut-nyebut dan mencela berhala yang disembah kaum quraisy. Kaum Quraisy sangat marah mendengar hal tersebut, sehingga Abu Sufyan bin Harb (ketua Quraisy) pergi menemui Abu Thalib untuk mengehentikan dakwahnya Nabi, tetapi Abu Thalib menolak permintaan Abu Sufyan bin Harb. Gagal dengan cara demikian, kaum Quraisy segera berkomplot menghadapi Muhammad. Mereka datang lagi menemui Abu Thalib dengan membawa pemuda yang rupawan bernama Umarah bin Walid bin Muqhirah, yang akan mereka berikan kepada Abu Thalib sebagai anak angkat dan sebagai gantinya Abu Thalib harus menyerahkan Muhammad kepada mereka. Tetapi usaha mereka itupun ditolak Abu Thalib.
      Ada beberapa faktor yang melatar belakangi orang-orang Quraisy menolak dan menentang agama islam yang diserukan Rasulullah. Faktor itu adalah :
a)      Persaingan berebut kekuasaan
b)     Persamaan hak dan derajat manusia yang diajarkan islam
c)      Taklid kepada nenek moyang
d)      Kekhwatiran untuk dibangkitkan
e)      Kerugian materi
Nasib orang-orang islam yang tidak mempunyai pelindung terutama budak-budak , mereka mengalami penyiksaan dan penganiayaan pihak Quraisy yang kasar dan berat dalam mempertahankan agama islam, seperti yang dialami Bilal. Pihak Quraisy merasa sesak dada melihat Muhammad dan pengikutnya makin hari makin kuat.segala bentuk gangguan dan siksaan pihak Quraisy yang peruntukkan kepada kaum Muslimin tidak dapat mengurangi iman islam mereka. Kaum Quraisy pun merancang strategi baru untuk melumpuhkan kekuatan islam. Yaitu seorang bangsawan Arab terkemuka bernama Utbah bin Rabi’ah mencoba menawarkan kepada Muhammad apa saja yang menjadi keinginannya akan dikabulkan asalkan mengehentikan gerakannya.


3.     Hijrah Ke Habsyah
Hampir segala cara telah dilakukan oleh pihak Quraisy, sejak dari cara yang halus sampai pun cara yang kasar, ejekan, hinaan, cemoohan, siksaan dan penganiayaan sudah biasa ditimpakan kepada kaum Muslimin. Sampai-sampai ada pengikut Nabi yang dibunuh dengan cara yang sadis dan kejam di luar batas-batas perikemanusiaan. Nabi sendiri, yang tak lepas dari gangguan, olok-olok dan penghinaan mereka tak tahan melihat penderitaan sahabat-sahabatnya. Menyadari hal ini Nabi menasehatkan dan menganjurkan kepada pengikutnya untuk hijrah ke habsyah (eropa) karena rasul mengetahui bahwa raja Hbsyah itu adil dan tak ada orangyang teraniaya di negeri Kristen itu.
      Maka berangkatlah rombongan pertama kaum Muslimin menuju negeri habsyah yang berjumlah sepuluh orang laki-laki dan empat orang wanita. Kemudian disusul rombongan berikutnya hingga mencapai jumlah seratus orang. Peristiwa hijrah ke habsyah ini adalah peristiwa hijrah pertama dalam islam, terjadi pada tahun kelima kenabian. Setibanya di negeri Habsyah, kaum Muslimin mendapat sambutan yang baik dari rajanya. Dalam hijrah itu, Nabi sendiri tidak ikut beliau tetap tinggal di mekkah.
Dasar kebencian Quraisy tidak dikenal surut, mereka segera mengutus Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi’ah menguber kelompok Muhajirin itu ke Habsyah serta meminta agar Raja Habsyah menolak kaum Muslimin. Raja Habsyah rupanya bersikap bijaksana. Oleh karena itu baginda tidak hanya menerima keterangan sepihak dari Quraisy, tetapi ia juga inginkan mendengarkan keterangan dari pihak kaum Muslimin. Permohonan kaum Muslimin untuk tinggal di habsyah itu dikabulkan oleh raja dan tuntutan urusan Quraisy agar kelompok Muhajirin itu dikembalikan ke Mekkah ditolaknya. Delegasi Quraisy itu pulang dengan hampa. Kelompok Muhajirin itu tinggal di negeri Habsyah selama tiga bulan. Sementara itu di Mekkah, Nabi mendapatkan kejutan besar bahwa dua tokoh besar Quraisy yang ganas dan keras telah masuk islam, masing-masing adalah Hamzah dan Umar bin Khattab. Kedua tokoh ini menambah barisan dan kekuatan islam, sekaligus merupakan titik tolak baru dalam sejarah islam.
4.     Pemboikotan Terhadap Bani Hasyim Dan Bani Abdul Muthalib
Pihak Quraisy merasa bahwa segala daya dan upaya untuk membendung gerakan Nabi Muhammad tidak memberi hasil sebagaimana yang mereka harapan. Orang-orang Quraisy melihat bahwa inti kekuatan gerakan Muhammad terletak pada Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib, dua keluarga besar nabi Muhammad baik yang sudah islam maupun yang belum secara konsisten dan konsekuen terus melindungi dan menyadari hal ini, kaum Quraisy mencari taktik dan strategi baru yang lebih ampuh untuk melumpuhkan kekuatan islam. Mereka mengadaka rapat dan mengambil keputusan untuk melakukan pemboikotan dan blokade total terhadap Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib yang selam ini menjadi inti kekuatan gerakan Muhammad.
Bentuk pemmboikotannya anatara lain : (1) tidak mengadakan perkawinan dengan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib (2) tidak berjual beli dengan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib (3) tidak berbicara dan tidak menjenguk keluarga sakit dari kalangan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib (4) tidak mengantarkan ke kubur kalau ada keluarga Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib yang meninggal dunia. Ketentuan pemboikotan ini mereka tulis dalam suatu piagam yang digantungkan di Ka’bah. Akibat dari pemboikotan total ini, Nabi Muhammad dan para pengikutnya serta Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib menyingkir dan menyelamatkan diri ke luar kota Mekkah. Mereka diboikot total oleh pihak Quraisy selama tiga tahun lamanya sehingga mengakibatkan kesengsaraan, kelparan dan kemiskinan serta penderitaan yang sangat menyiksa hidup dan kehidupan mereka.
Tidak tega melihat Muhammad, sahabat dan keluarganya seperti itu maka Hisyam bin amr lalu menghubungi Zubair bin Abi Ummayah. Hisyam dan Zubair sepakat untuk memebatalkan dan merobek piagam pemboikotan yang digantung di Ka’bah. Untuk itu, keduanya masih mencari dukungan lagi dari pemuka-pemuka Quraisy yang lain. Akhirnya Hisyam dan Zubair mendapat dukungan dari Mut’im bin Adi, Abul Bakhtori bin Hasyim dan Zam’a bin Aswad untuk mencabut piagam pemboikotan itu dan membatalkannya.

5.     Nabi Mengalami Tahun Dukacita Dan Pengusiran Dari Thaif
Belum lagi sembuh dari kesedihan dan kepedihan yang dirasakan akibat blokade dan pemboikotan total itu, tibalah pula musibah yang besar menimpa diri nabi yaitu wafatnya paman beliau Abu Thalib dalam usia 87 tahun dan tidak berapa lama  disusul oleh isterinya tercinta Khadijah. Kedua musibah ini terjadi dalam jarak waktu yang pendek. Nabi sangat sedih dan berduka cita atas kematian dua orang pelindungnya itu. Dalam sejarah peristiwa ini tercatat sebagai “Amul Huzni”. Abu Thalib adalah orang yang terpandang dan amat berpengaruh dalam masyarakat, dia adalah pelindung dan pembela sehingga merupakan perisai yang setiap saat memberikan penjagaan kepada Nabi. Adapun Khadijah, bagi Nabi adalah isteri yang setia dan baik yang melindungi dan memberikan dukungan yang menghidupkan jiwa Rasulullah. Meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah berarti Rasulullah kehilangan dua orang pelindung dan pembelanya yang konsisten. Ketika mendengar hal itu, kaum Quraisy semakin melampiaskan tekanan, gangguan dan permusuhan kepada  Nabi. Ada salah seorang dari kaum Quraisy yang menyiram kepala Nabi dengan tanah.
Pada saat-saat seperti itulah, Nabi merasa bahwa Mekkah tidak lagi sesuai menjadi pusat penyiaran islam. Maka berpindahlah beliau ke luar kota Mekkah. Tempat yang dituju adalah Thaif, daerah kabilah Tsaqif. Beliau pergi ke Thaif ingin mendapat dukungan dari kabilah Tsaqif terhadap musuh-musuh islam di Mekkah. Ajakan dan himbauan Nabi yang penuh ramah itu ditolak oleh pemuka-pemuka kabilah Tsaqif dengan kasar dan brutal. Nabi diusir, diejek, disorak-soraki, bahkan dilempar dengan batu. Nabi terpaksa kembali ke Mekkah terus menuju ke Baitullah.

6.     Nabi Muhammad Menjalani Isra’ Mi’raj

Dengan latar belakang kematian pamannya Abu Thalib dan isteri tercintanya Khadijah, menyusul hinaan, aniaya dan siksaan kaum quraisy yang menyakitkan, serta pengusiran oleh Kabilah Tsaqif terhadap Nabi dari Thaif, terasalah oleh beliau bahwa ujian sudah semakin berat dan tingkat gerakan penyiaran islam di Mekkah mencapai klimaks yang menentukan bagi babak perjuangan selanjutnya. Dalam kondisi dan situasi seperti itulah, Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah SWT menjalani Isra’ Mi’raj dari masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, terus naik ke langit ke tujuh dari sidratul muntaha. Di situlah Nabi menerima langsung dari Allah perintah shalat lima waktu.
Peristiwa Isra’ Mi’raj ini tejadi pada malam 27 Rajjab tahun kesebelas kenabian. Kejadian Isra’ Mi’raj ini, di samping memberikan kekuatan batin kepada Nabi Muhammad SAW dalam perjuangan menegakkan agama Allah juga menjadi ujian bagi kaum Muslimin sendiri. Tetapi pihak Quraisy yang menanggapi peristiwa tersebut dianggap sebagai khayalan.
Tujuan Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW menjalani Isra’ Mi’raj, selain memperlihatkan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya adalah untuk lebih menambah dan menempa kekuatan iman dan keyakinan beliau sebagai Rasul, yang diutus Allah ke seluruh umat manusia untuk membawa risalah-Nya.[3]













2.3 Tantangan dan Hambatan Dakwah Nabi [4]
Ketika Rasulullah mulai melancarkan kegiatan dakwahnya secara terang-terangan di tengah-tengah tempat kafir Quraisy berkumpul, dan mengajak mereka untuk masuk Islam, bahkan beliau melakukan shalat di sisi Ka’bah. Orang-orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam semakin membenci ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Lalu, kaum kafir Quraisy menghambat dan menghalangi dakwah Rasulullah melalui berbagai cara diantaranya:
1.     Penghinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Rasulullah SAW.
 Rasulullah dihina sebagai orang gila, tukang sihir, anak celaka dan lain-lain dengan sebutan penghinaan. Suatu saat Rasul pernah dilempari kotoran domba, rumah beliau juga dilempari sampah dan kotoran. Untuk mencelakakan beliau, pernah diletakkan duri yang tajam di depan rumahnya, juga tindakan-tindakan lain yang sangat menyakitkan.
2. Penghinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Pengikut Rasulullah SAW.

            Misalnya penghinaan dan penyiksaan yang ditimpakan kepada Bilal oleh majikannya. Ia dijemur di tengah terik matahari sambil dilempari batu. Tidak puas, majikannya pun mencambuknya dan menimpakan batu yang besar di tubuh bilal. Bilal kemudian diselamatkan oleh Abu Bakar dengan cara dibelinya dari majikannya dengan harga yang sangat tinggi. Contoh lain penyiksaan keji yang dilakukan kafir Quraisy adalah siksaan yang ditimpakan kepada Ayah dan ibu Ammar bin Yasir, mereka dibunuh dan bahkan ditusuk jantungnya oleh Abu Jahal. Sahabat lainnya yang mendapatkan perlakuan sama adalah Zamirah yang matanya dicungkil hingga buta. Kekejian mereka juga menyebabkan Hibab terbelah tubuhnya karena ditarik oleh dua ekor unta yang berlawanan arah.
3. Bujukan Harta, Kedudukan dan Wanita

            Langkah ini dilakukan oleh kafir Quraiys dengan mengutus Utbah bin Rabi’ah untuk membujuk Rasulullah SAW dengan harta dengan janji berapapun Nabi meminta maka akan diberikan. Bahkan mereka membujuknya untuk menjadikan Nabi sebagai raja dan diiming-imingi wanita-wanita yang tercantik di seluruh Arab asalkan Rasulullah menghentikan kegiatannya menyebarkan agama Islam. Namun semuanya ditolak oleh Rasulullah.
3.     Membujuk Nabi untuk Bertukar Sesembahan
Kafir Quraiys menawarkan kepada Nabi untuk saling bertukar sesembahan. Dimana mereka meminta Nabi untuk menyembah tuhan Latta dan Uzza dalam beberapa hari, untuk kemudian mereka bersedia menyembah Allah. Namun usaha ini ditolak Nabi melalui firman Allah dalam QS. Al-Kafirun ayat 1-3.


4.     Membujuk dan Memprovokasi Abu Thalib[5]
Tindakan langsung terhadap Nabi selalu menghadapi kegagalan, maka kafir Quraisy mulai beralih untuk mempengaruhi dan membujuk paman Nabi (Abu Thalib) agar memerintahkan Nabi berhentik berdakwah. Mereka memprovokasi dengan memberikan ganti Rasulullah dengan seorang pemuda yang gagah dan ganteng, dengan syarat Abu Thalib tidak menghalangi mereka membunuh Nabi. Namun usaha mereka ditolak mentah-mentah oleh Abu Thalib. Provokasi lainya adalah membujuk Abu Thalib dengan pernyataan bahwa Nabi telah membawa ajaran yang bertentangan dengan ajaran para pendahulu dan nenek moyang bangsa Arab. Taktik ini juga gagal. Bahkan Nabi mengatakan: “Senadainya matahari di letakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti menyampaikan dakwah sehingga berhasil atau aku mati karenanya”.
5.     Memprovokasi Masyarakat Mekkah

            Upaya lain yang dilakukan kafir Quraisy untuk merintangi dakwah Nabi adalah dengan memempengaruhi masyarakat Quraisy untuk tidak mendengarkan dakwah atau bacaan-bacaan al-Qur’an, karena disebutkan oleh mereka sebagai jampi-jampi yang membuat mereka tertenung. Selain itu, mereka juga mengancam untuk tidak segan-segan membuat mereka sengsara atau bahkan dibunuh jika mengikuti ajaran Nabi
6.     Pengasingan dan Pemboikotan Bani Hasyim dan Bani Muthallib

            Upaya ini merupakan upaya yang sangat menyengsarakan kaum Muslimin. Kafir Quraisy melarang siapapun untuk berinteraksi dengan Bani Hasim dan Bani Mutahllib, melakukan transaksi jual beli, menikahi atau dinikahi, menengok yang sakit atau menolong mereka. Pemboikotan ini dituliskan dalam selembar pengemumuman yang ditempelkan di pintu gerbang masuk Ka’bah, sehingga semua orang tahu dengan ancaman berat bagi mereka yang melanggarnya.
7.     Mempengaruhi Pimpinan Negara-negara Tetangga untuk Menolak Kehadiran Islam/Orang Islam

            Ini dilakukan misalnya ketika sebagian sahabat Nabi hijrah ke Habsy. Kafir Quraisy datang menghadap raja mereka yang beragama Nashrani dan menjelaskan tentang ajaran Islam dengan tidak benar. Namun, ketika dikonfrontir dengan umat Islam yang dijurubicarai Ja’far, akhirnya mereka kalah dan raja Habysi memberikan jamainan keamanan kepada umat Islam untuk hidup tentram di negaranya.
Demikian beberapa rintangan yang dihadapi Rasulullah dan para pengikutnya ketika [6]mendakwahkan ajaran Islam di Mekkah. Secara umum rintangan-rintangan tersebut dapat dikategorikan kepada beberapa kategori:

1.     Rintangan Bersifat Fisik
2.     Rintangan Bersifat Psikis
3.     Rintangan Bersifat Provokatif
4.     Rintangan Bersifat Diplomatik

8.    Ibrah Fathul Mekkah
Dari kejadian di atas terdapat hasil kebudayaan yang dapat dicontoh, diantaranya :
1.      Jadilah orang pemaaf sebagiaman yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW terhadap kaum Qurasiy.
2.      Jadilah pemimpin yang arif dan bijaksana. Rasulullah SAW memerintahkan agar melindungi wanita dan anak-anak dalam penyerangan terhadap makkah dan tidak membunuh lawan yang sudah tidak berdaya.
3.      Jangan mendendam. Apabila ada orang yang menghina kita bersabarlah dan balslah perlakuan tidak baik mereka dengan do’a kita baik-baik.
4.      Berani mencegah kemungkaran dan kebatilan. Sebagaimana Rasulullah SAW sangat keras dalam melarang menyembah berhala.[7]

2.4  Peristiwa Hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Yatsrib(Madinah)

A.    Pengertian Hijrah
Secara bahasa term hijrah berasal dari akar kata هـ ج ر yang mengandung dua arti:
1.   Memutuskan, misalnya seseorang hijrah meninggalkan kampung halamannya menuju kampung lainnya. Ini berarti ia memutuskan hubungan antara dirinya dengan kampungnya.
2.   Menunjukkan pada arti kerasnya sesuatu الهجر الهجير الهاجرة berarti tengah hari di waktu panas sangat menyengat (keras).

Imam Al Asfahanii cenderung pada arti pertama. Menurutnya, hijrah berarti berpisahnya seseorang dengan yang lain, baik berpisah secara badaniah, lisan, atau dengan hati. Meninggalkan suatu daerah berarti berpisah secara fisik (badan). Membenci seseorang berarti memisahkan dirinya dengan orang lain secara psikhis (qalbiyah), dan secara lisan berarti tidak mau berbicara dengan orang lain.
Ibn Faris dan Al Asfahani dalam memaknai terma hijrah hanya semata-mata melihat dari sisi bahasa saja tanpa mengaitkan dengan aspek lainnya. Dengan berdasar pada pengertian bahasa ini, maka orang yang tidak saling berbicara (saling membenci) adalah termasuk hijrah. Padahal sikap seperti ini adalah terlarang dalam ajaran Islam terutama lebih dari waktu tiga hari.
Berbeda dengan Al Jurjani, menurutnya hijrah adalah meninggalkan tanah air yang dibawah kekuasaan orang-orang kafir menuju ke daerah Islam. Pengertian hijrah ini sudah mencakup pada pengertian istilah, karena ia sudah mengaitkan dan merujuk pada peristiwa hijrah yang pernah terjadi pada diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta para sahabatnya.
Berikut ini kutipan hadis Nabi mengenai hijrah yang bersumber dari Umar bin Khattab yang mendengar langsung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam .

“Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya.” (Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)

Guna memahami makna terma hijrah dalam hadits di atas, harus kembali memperhatikan pada latar belakang historis disabdakannya hadis tersebut. Al-Zubair bin Bakkar meriwayatkan bahwa hadis tersebut disabdakan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika baru saja tiba di Madinah bersama para sahabat. Ternyata dalam rombongannya itu terdapat seorang yang ikut hijrah hanya dengan harapan ingin melamar seorang wanita yang juga ikut berhijrah. Nabi mengetahui hal ini, lalu beliau naik ke atas mimbar dan menyabdakan hadis tersebut. Zainuddin al-Hambali menyebutkan bahwa seorang wanita yang ingin dilamar itu bernama Ummu Qais. Riwayat ini dinilai oleh Yahya Ismail Ahmad sebagai riwayat yang dhaif.
Dengan demikian, hijrah yang dimaknakan sebagai perpindahan dari suatu daerah menuju ke daerah lain tidak hanya sekedar pindah, tetapi harus mempunyai tujuan yang jelas dan didasari oleh motivasi jiwa yang ikhlas. Dilihat dari sisi inilah maka transmigrasi penduduk di Indonesia, misalnya transmigrasi dari Pulau Jawa ke Sulawesi atau ke Sumatera, tidak dapat dikategoriklan sebagai hijrah yang dikehendaki dalam perspektif Islam ini, walaupun secara bahasa sudah termasuk karena perpindahan mereka meninggalkan kampung halaman mereka.



2.5  Pembentukan Masyarakat Islam / Strategi dakwah di Madinah
A. Membentuk Masyarakat Islam

Rasulullah disambut dengan perasaan gembira,penuh penghormatan,rindu,serta orang-orang berbondong-bondong masuk agama islam.Terjadilah tolong-menolong,kerjasama,dan solidaritas antara kaum Muhajirin dan Kaum Ansor.Rasulullah juga membentuk dasar-dasar dari masyarakat islam yang diringkas sebagai berikut.
1.      Mendirikan Masjid
Masjid yang didirikan Rasulullah berfungsi sebagai wadah kesatuan umat muslim,serta sebagai tempat beribadah dan tempat mengajarkan ajaran agama islam.
2.      Memersatukan Kaum Ansor serta Kaum Muhajirin
Rasulullah mempersatukan Kaum yang berhijrah dari Mekkah dengan Kaum asli Kota Madinah seperti Abu Bakar(Muhajirin) dengan Kharijah Ibnu Zubair (Ansor).
3.      Perjanjian antara Kaum Muslimin dengan Kaum Non Muslimin
Isi perjanjian tersebut adalah :
a)      Hak masing-masing untuk melakukan peradilan
b)     Kebebasan agama bagi semua golongan
c)      Semua penduduk Madinah,baik kaum Muslimin maupun yahudi,berkewajiban untuk bantu-membantu baik moril dan material.Mereka harus bahu membahu menangkis semua serangan terhadap kota madinah.
d)     Rasulullah adalah kepala negara di Madinah.kepada beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan.

4.      Meletakkan dasar-dasar politik,ekonomi,dan sosial

Dasar Rasulullah dalam bidang politik
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ ﴿١٥٩﴾
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (assyura 38)



Dasar Rasulullah dalam bidang ekonomi
(hadist di buku halaman 81)
Dasar Rasulullah dalam bidang kemasyarakatan
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujurat ayat 13)

2.6  Mempertahankan Eksistensi Masyarakat Islam

Walaupun Rasulullah dan sahabat-sahabatnya sudah pindah ke madinah,mereka masih belum terlepas dari berbagai ancaman dan permusuhan kaum Quraisy.Namun dalam mempertahankan dirinya,Rasulullah berperang sesuai dengan wahyu yang beliau terima dari Allah:
قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِين
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al Baqarah ayat 190)
Beberapa perang  yang terkenal dalam mempertahankan eksistensi masyarakat islam ialah:
5.     Perang Badar Al Qubra
Terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah di dekat sebuah perigi kepunyaan seseorang bernama Badr.Perang ini terjadi karena ulah kaum Quraisy yang terus berusaha menghancurkan kaum Muslimin yang berhijrah ke madinah.Hasil peperangan memenangkan kaum Muslimin dengan menewaskan 70 orang panglima Quraisy.
6.     Perang Uhud
Terjadi pada pertengahan Sya’ban 3 Hijriyah di kaki gunung Uhud.Penyebabnya yaitu kaum Quraisy hendak membalaskan kekalahannya dalam Perang Badar.Kaum Quraisy merasa memperoleh kemenangan dalam perang ini dan berniat untuk melanjutkan kemenangan tersebut sampai menumpaskan kaum Muslimin.
7.     Pengkhianatan Bani Nadhir
Bani Nadhir merupakan golongan Yahudi yang menetap di Madinah.Mereka telah terikat perjanjian dengan Rasulullah.Tetapi mereka menghianati janji tersebut pada tahun 4 Hijriah karena kaum Muslimin membunuh 2 orang secara tidak sengaja.Dikarenakan Kaum Muslimin tidak mampu membayar karena untuk membiayai Kaum Muhajirin di Mekkah,lalu mereka meminta bantuan kepada Bani Nadhir.Bani Nadhir bahkan akan membunuh Rasulullah SAW,kemudian mereka diusir dari kota Madinah.
8.     Perang Ahzab atau Perang Khandaq
Terjadi pada bulan syawal 5 Hijriyah di sekitar kota Madinah terutama bagian utara.Pasukan Quraisy bersekutu dengan orang-orang Yahudi yang tinggal di Khaibar,Bani Salim,Bani Asad,Gathfan,Bani Murrah dan Asyja.Pasukan Islam mengalami kekalahan,keletihan,dan kelaparan.Namun,Allah memberi azab kepada kaum kafir yang dapat dibaca dalam surat Al Ahzab ayat 9 dan ayat 255.
9.     Pengepungan Terhadap Bani Quraizhah
Penyebabnya adalah Bani Quraizhah terlibat dalam perang Azhab dan telah melanggar perjanjian dengan Rasulullah SAW.Tentara islam mengepung perkampungan Bani Quraizhah selama 25 hari.Akhirnya Bani Quraizhah menyerah dan menerima hukuman apa saja yang akan dijatuhkan kepada mereka.Dengan pertimbangan akal sehat dan perhitungan strategis dalam kerangka global umat Islam pada masa mendatang,maka Bani Quraizhah menerima hukuman mati bagi kaum laki-lakinya dan wanita serta anak-anaknya ditawan.
10.  Perjanjian Hudaibiah
Merupakan hasil perundingan antara Kaum Muslimin dan Kaum Quraisy.Rasulullah menunjukkan dalam mencapai perjanjian Hudaibiah dengan pihak Quraisy adalah merupakan kemenangan diplomasi.
11.  Peperangan di Khaibar
Pada tahun 7 Hijriyah ,kira-kira setahun setelah perjanjian Hudaibiah,Rasulullah menyerang kelompok-kelompok Yahudi di Wadil Quro,Fadak,Taima’,dan Khaibar.Tindakan ini diambil demi menjaga keamanan,stabilitas,dan integritas wilayah jazirah arab.
12.  Perang Mut’ah
terjadi pada tahun 8 Hijriyah di bagian Utara jazirah Arab.Dalam perang tersebut,Bani Ghassan bergabung dengan tentara Romawi.Perang Mut’ah merupakan mata rantai pertama dari sejarah perluasan Islam ke luar jazirah Arab
13.  Penakhlukan Kota Mekkah
Penyebabnya kaum Quraisy mengkhianati perjanjian Hudaibiah yaitu melakukan gencatan senjata selama 10 tahun.Akhirnya Rasulullah SAW mengirim 10000 tentara Islam berkemah di dekat kota Mekkah.Mengetahui hal tersebut,para petinggi kaum Quraisy ketakutan dan berbondong-bondong masuk Islam.Kemudian patung dan berhala yang ada di Ka’bah dihancurkan.
14.  Perang Hunain dan Thaif
Terjadi pada tahun 8 Hijriyah di Wadi Hunain dan kota Thaif.Akhirnya,seluruh penduduk jazirah Arab dari Utara sampai ke Selatan menganut hanya agama Islam.
15.  Perang Tabuk
Ini terjadi pada tahun 9 Hijriyah di kota Tabuk.Perang ini merupakan pertemuan kedua Tentara Romawi yang telah perperang pada perang Mut’ah.Namun,umat Islam kembali memperoleh kemenangan.Usman bin Affan adalah sahabat yang banyak mengorbankan Harta pada perang Tabuk.


2.7  Hasil Kebudayaan Islam Di Madinah
A.    Perkembangan Madinah setelah Kedatangan Nabi

            Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru, nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat.
1. Mendirikan masjid Setelah agama Islam datang, rasulullah bermaksud hendak mempersatukan suku-suku bangsa ini, dengan jalan menyediakan suatu tempat pertemuan. Di tempat ini semua penduduk dapat bertemu untuk mengerjakan ibadah dan pekerjaan-pekerjaan atau upacara-upacara lain. Maka Nabi mendirikan masjid, dan diberi nama “Baitullah”
Di masjid ini kaum muslimin dapat bertemu mengerjakan ibadah, belajar mengadili perkara-perkara, jual-beli, upacara-upacara lain. Kemudian ternyata bahwa banyak terjadi hiruk-pikuk yang mengganggu orang-orang yang sedang sembahyang. Maka dibuatnyalah suatu tempat yang khas untuk sembahyang, dan satu lagi khas untuk jual beli, tempat yang dibuat khas untuk “masjid”. Masjid ini memegang peranan besar untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka.Tujuan Rasulullah mendirikan masjid adalah untuk mempersatukan umat islam dalam satu majlis, sehingga majlis ini umat islam bias bersama-sama melaksanakan shalat jama’ah secara teratur, mengadili perkara-perkara dan berusyawarah. Masjid ini memegang peranan penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah Islamiyah.
2. Mempersatukan dan Mempersaudarakan antara Kaum Anshar dan Muhajirin
Rasulullah telah memepertalikan keluarga-keluarga Islam yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian yang erat dengan keluarga-keluarga yang banyak, karena ikatan persaudaraan yang diadakan rasulullah. Persaudaraan ini pada permulaannya mempunyai kekuatan dan akibat sebagai yang dipunyai oleh persaudaraan nasab, termasuk diantaranyahal pustaka, hal tolong-menolong dan lain-lain.
Dengan mengadakan persaudaraan seperti ini rasulullah telah menciptakan suatu persatuan yang berdasarkan agama pengganti persaudaraan yang berdasar kesukaran seperti yang banyak terjadi sebelunya.
3.  Menjalin Hubungan Persahabatan antara Kaum Muslim dengan yang tidak beragama IslamNabi Muhammad SAW hendak menciptakan toleransi antar golongan yang ada di Madinah, oleh karena itu Nabi membantu perjanjian antara kaum muslimin dengan non muslimin. Menurut ibnu Hisyam, isi perjanjian tersebut atntara lain sebagai berikut:

a.Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik.
b.Kebebasan beragama terjamin untuk sesame umat.
c. Adalah kewajiban penduduk madinah, baik muslim maupun non muslim, dalam hal moril maupun materil, mereka harus bahu membahu menangkis semua serangan terhadap kota mereka (Madinah).

d. Rasulullah adalah pemimpin bagi penduduk madinah kepada beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan.
4. Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan social untuk masyarakat baru.
Karena masyarakat islam itu telah terwujud, maka menjadi suatu keharusan islam untuk menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru terwujud itu. Sebab itu ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan dalam periode ini terutama ditujukan kepada pembiaan hokum. Ayat-ayat yang diturunkan itu diberi penjelasan oleh Rasulullah. Mana-mana yang belum jelan dan belum terperinci dijelaskan oleh Rasulullah dengan perbuatan-perbuatan beliau.
Maka timbullah dari satu buah sumber yang menjadi pokok hokum ini (Al Qur’an dan Hadits). Satu sistem yang amat indah untuk bidang politik, yaitu sistem bermusyawarah.
Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad mengadakan ikatan perjanjian dengan Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang. Sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu komunitas yang dikeluarkan. Setiap golongan masyarakat yang memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaa. Kemerdekaan beragama dijamin, dan seluruh anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan negeridari serangan luar. Dalam perjajian itu disebutkan bahwa rasulullah menjadi kepala pemerintahan karena menyangkut peraturan dan tat tertib umum, otoritas mutlak diberikan pada beliau. Dalam bidang sodial, dia juga meletakkan dasar persamaan antara sesame manusia perjanjian inin, dalam pandangan ketatanegaraan sekarang, sering disebut dengan konstitusi madinah ( piagam madinah). Diantaranya isi piagam madinah adalah :
1. Mereka adalah satu kesatuan masyarakat (ummah) yang mandiri berbeda dengan yang lain.
2. Muhajirin quraisy, seperti kelaziman mereka masa lalu, bersama –sama ( secara kelompok).
Membayar diyat di kalangan mereka sendiri, dan mereka ( sebagai satu kelompok) menerima uang tebusan atau (tawanan) mereka, (ini harus dilaksanakan dengan benar dan adil diantara mukminin.
3. Mukmin tidak diperkenankan menyingkirkan arang yang berhutang tapi harus memberinya (bantuan) menurut kewajaran, baik untuk membayar tebusan maupun untuk membayar diyat.

4. Seorangmukmin tidak diperkenankan membunuh seseorang mukmin untuk kepentingan kafir,dan tidak diperkenankan juga berpihak kepada dalam sengketa dengan seorang mukmin.

5. Siapa saja yahudi yang mau bergabung berhak mendapatkan bantuan dan persamaan (hak). Dia tidak boleh diperlakukan secara buruk dan tidak boleh pula memberikan bantuan kepada musuh-musuh mereka.


BAB III
PENUTUPAN 

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa sejarah peradaban Islam dimasa Nabi Muhammad SAW banyak melewati rintangan-rintangan dan penganiayaan diluar batas manusia. Namun demikian orang muslim selalu bersabar dan istiqamah di jalan-Nya. Begitu juga dengan Nabi Muhammad SAW selalu bersabar dan istiqamah dalam menyiarkan agama islam dari periode Mekkah hingga Periode Madinah.
            Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebagai seorang Rasulullah yang di utus untuk menyebarkan ajaran Islam, melainkan juga sebagai pemimpin negara yang pandai dalam berpolitik, sebagai seorang panglima perang serta seorang administrator yang cakap, hanya dalam waktu kurun waktu singkat Rasulullah bisa menaklukkan seluruh Jazirah Arab.
Pada akhirnya, perjuangan Nabi Muhammad SAW membuahkan hasil, yaitu berkembangnya islam dengan pesat, tidak hanya di Madinah bahkan di Mekkah juga,  yang ditandai dengan terjadinya peristiwa Fathul Mekkah.





















DAFTAR PUSTAKA


Jaluddin Abdurrahman a;-suyuthi, Tarikhal-khulafa’
Ismail Drs. Faisal, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Yogyakarta : CV. Bina Usaha,1984),
A.Ibrahim, Qosim dan A. Saleh Muhammad, Sejarah Islam,Penerbit Zaman,Jakarta,2014.
Ahmad Syalabi,Prof.Dr,Sejarah dan Kebudayaan Islam,Bulan Bintang, Jakarta,1975.
Vava, “Hikmah fathkul Makkah”, www.madrasahmedia.web.id


[1] Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban islam dari masa nabi hingga masa kini,Hal 21-25
[2] [2] Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban islam dari masa nabi hingga masa kini,Hal 21-25

[3] Ismail Drs. Faisal, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Yogyakarta : CV. Bina Usaha,1984), hlm. 53-76.
[4] Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban islam dari masa nabi hingga masa kini,Hal 27-46
[5] Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban islam dari masa nabi hingga masa kini,Hal 27-46
[6] Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban islam dari masa nabi hingga masa kini,Hal 27-46
[7] Vava, “Hikmah fathkul Makkah”, www.madrasahmedia.web.id , pada tanggal 25 februari 2017 pukul 20.09.

Share this

Related Posts

First